Articles - Property

12 June 2017 | 14.11 WIB

Industri Properti di Berbagai Negara, ke Berapa Posisi Indonesia?

 

OneEast.co.id - Portal properti global Lamudi baru saja meluncurkan laporan pasar real estat 2017 yang mengacu pada data dan analisis 2016. Laporan tersebut memaparkan pembahasan secara mendalam pada pasar real estat di Meksiko, Filipina, Pakistan, Indonesia, dan Sri Lanka. Laporan berisikan tentang tren pencarian properti online, harga rata-rata properti, regulasi terbaru di bidang properti, hingga prediksi perkembangan properti 2017.

Menurut Co-Founder Lamudi Paul Philipp Hermann, seperti yang dikutip dari laman OkeZone.com, Senin (12/06/2017), laporan ini memang sengaja dibuat untuk membantu para pencari rumah, investor, dan penjual properti dalam menganalisis pasar properti di negara mereka. Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui seperti apa kondisi properti pada negara-negara di kawasan Asia dan beberapa negara berikut ulasannya:

1. Pakistan

Diperkirakan industri properti Pakistan perlahan mulai bangkit, hal ini ditandai dengan kesepakan dibangunnya Megaproyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai USD50 miliar, hal ini diperkirakan akan mendorong industri properti di Pakistan.

2. Meksiko

Laporan properti di Meksiko menunjukkan harga rata-rata tertinggi untuk rumah dapat ditemukan di Meksiko City (5, 330, 180 peso), sedangkan harga tertinggi apartemen ditemukan di Nuevo León (5.000—6.000 peso). Selain itu, Laporan Lamudi untuk Meksiko mencatat kenaikan sebesar 86,7% dalam pencarian properti secara online, sebagian besar pencarian dilakukan oleh mereka yang berusia 25—34 tahun.

3. Indonesia

Pasar properti di Indonesia diperkirakan pada 2017 perlahan mulai membaik, hal ini disebabkan karena beberapa kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah yang diperkirakan akan mendorong pasar untuk membeli properti, contohnya seperti tax amnesty, penurunan suku bunga, pelonggaran LTV, dan lain-lain.

4. Sri Lanka

Properti mewah di Sri Lanka juga semakin naik pamor. Laporan Lamudi Sri Lanka menunjukkan sekira 6.000 apartemen mewah tersedia hingga 2018. Hal ini disebabkan karena dilonggarkannya peraturan kepemilikan properti oleh orang asing di Sri Lanka.

5. Filipina

Sedangkan di Laporan Real Estat Filipina, ditemukan beberapa temuan menarik. Tampaknya hanya 31% pengguna Lamudi yang tertarik untuk membeli properti di negara ini. Meskipun jika Anda melihat demografi mengenai pengguna portal properti online di sana berusia 25-34 tahun, maka hal itu masih masuk akal. Tren properti juga bergeser menjadi sewa, karena sulitnya mendapatkan pinjaman KPR di Filipina.