Articles - Lifestyle

12 June 2017 | 14.29 WIB

Studi: Menikah Bisa Membuat Anda Panjang Umur

 

OneEast.co.id – Selain untuk ibadah dalam agama, ada alasan lain untuk seseorang menikah. Sebuah penelitian menemukan bahwa menikah adalah kunci untuk hidup yang lebih sehat dan bertahan lebih lama. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Aston Medical School, Birmingham yang memantau kelangsungan hidup lebih dari satu orang yang memiliki tiga faktor utama resiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes tipe2 antara tahun 2000 dan 2013.

Seperti yang dikutip dari laman OkeZone.com, Senin (12/06/2017), hasil penelitian itu menemukan bahwa 16% orang yang tingkat kolesterolnya tinggi lebih mungkin bertahan hidup jika sudah menikah. Hal itu juga berlaku untuk penderita diabetes dan tekanan darah tinggi. Mereka yang sudah menikah memiliki kesempatan 14% dan 10% lebih tinggi untuk bertahan hidup dibanding dengan mereka yang masih lajang. Meskipun hal itu tidak sepenuhnya bisa dipahami, periset meyakini bahwa dukungan yang didapatkan dari pasangan bisa jadi kunci di balik peningkatan kelangsungan hidup. Secara khusus, para periset menduga bahwa orang akan lebih baik dalam menangani berbagai resiko penyakit di atas jika memiliki bantuan dari orang yang dicintai.

Bagi Anda yang masih lajang tidak perlu merasa putus asa. Walaupun tingkat kelangsungan hidup orang yang sudah menikah lebih baik, orang yang belum menikah juga bisa mendapatkan keuntungan karena memiliki hubungan dekat dengan keluarga dan teman. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter umum mengenai saran dan dukungan yang bisa didapatkan. Data dari penelitian di atas berasal dari studi yang dilakukan oleh Algorithm for Comorbidities, Associations, Length of stay and Mortality (ACALM) yang mencakup lebih dari 1 juta pasien rumah sakit di Inggris.

Dr Paul Carter, penulis studi utama yang berbasis di unit studi ACALM berbicara mengenai studi yang dilakukannya. “Penelitian kami menunjukkan bahwa pernikahan menawarkan efek perlindungan, sehingga orang yang memiliki faktor resiko utama penyakit jantung mendapat dukungan dalam mengendalikan diri,” ujar Dr Paul. “Temuan ini seharusnya tidak dijadikan alasan untuk menikah, melainkan sebagai dorongan bagi orang untuk membangun jaringan pendukung yang kuat dengan keluarga dan teman mereka,” tambah Dr Paul. Penelitian baru ini mendukung beberapa penelitian awal ACALM yang menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita serangan jantung memiliki tingkat ketahanan hidup yang lebih tinggi jika mereka sudah menikah. Dokter memeriksa lebih lanjut mengenai hasil penelitian itu untuk mengungkapkan alasan mengapa beberapa pasien bertahan sementara yang lain tidak dan juga apakah faktor perkawinan dapat diterapkan pada kondisi lain yang menyebabkan penyakit jantung.