11 July 2016 | 10.28 WIB
OneEast.com - Pertumbuhan pasar properti dunia sangat dipengaruhi oleh lokasi dan fungsi bangunannya. Karena itu, banyak para pengembang properti di seluruh dunia memilih kota-kota besar untuk mengembangkan pasarnya.
Dikutip dari situs web Property Report beberapa waktu lalu, dalam survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan real estat, yakni Sivilis, dan tiga kota di Asia masih menjadi potensi pasar cukup besar.
Terlebih, Savilis sebagai perusahaan konsultan real estat telah melansir daftar 12 kota terbaik sebagai pasar properti dunia. Khusus di Asia, Tokyo, Hongkong dan Singapura masuk dalam jajaran kota tersebut.
Meski begitu, kini Indonesia telah menjadi salah satu pasar properti yang cukup berpotensi di Asia Tenggara. Bahkan, beberapa kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Batam, Surabaya hingga Bali menjadi kota yang cukup berpotensi dalam mengembangkan bisnis properti.
Berikut ini ke-12 kota terbaik di dunia untuk mengembangkan investasi dibidang properti:
1. London
Ibu Kota Inggris ini menempati peringkat pertama dengan skor 87,6. Biaya untuk hidup ataupun akomodasi bekerja per-tahun sebesar USD 112,800 atau setara dengan Rp 1,5 miliar (kurs Rp13.305 per-USD).
2. New York
New York memiliki skor 87,4 sebagai kota dengan pasar properti terbaik kedua, di kota ini penduduknya membutuhkan biaya sebesar USD 111,300 per-orang atau sama dengan Rp 1,4 miliar.
3. Paris
Paris memiliki skor 77,5 dengan menempati posisi ketiga. Rata-rata jumlah pengeluaran per-orang di kota ini sekitar USD 78,200 atau senilai dengan Rp 1 miliar.
4. Tokyo
Kota ini menjadi satu-satunya negara Asia yang masuk empat besar, dan menjadi kota di Asia yang paling baik pasar propertinya. Skornya sebesar 74,9 dan biaya pengeluaran untuk bekerja maupun tinggal rerata USD 69,800 per-orang untuk tiap tahunnya atau sama dengan Rp 928,6 juta.
5. Singapura
Menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk 5 teratas sebagai negara dengan pasar properti paling menjanjikan dengan skor 71,0 dengan rerata pengeluaran sebesar USD 60,600 per-tahun untuk setiap orang sama dengan Rp 806,2 juta.
6. Hong Kong
Posisi keenam dihuni oleh Hong Kong dengan skor 70,5 dengan rerata pengeluaran sebesar USD 103,200 per-orang untuk tiap tahunnya dengan ekuivalen sebesar Rp1,3 miliar.
7. Sydney
Memiliki skor sebesar 64,1 dengan rata-rata pengeluaran untuk akomodasi maupun tinggal sebesar USD 49,500 sama dengan Rp 658,5 juta.
8. Los Angeles
Ternyata di luar dugaan, salah satu kota di Amerika Serikat ini menempati posisi ke delapan dengan skor 63,1. Rata-rata pengeluarannya berkisar USD 48,600 per-tahun per-orangnya, atau setara dengan Rp 646,6 juta.
9. Chicago
Kota lain yang senasib dengan Los Angeles adalah Chicago, dengan skor 62,3 kota ini menempati peringkat kesembilan. Rata-rata pengeluaran untuk akomodasi bekerja maupun tinggal sebesar USD 44,700, atau setara dengan Rp 594,7 juta.
10. Dubai
Kota Dubai memiliki gedung tertinggi di dunia ini ternyata belum cukup mampu menarik pasar lebih tinggi lagi, pasalnya dalam survei tersebut Dubai hanya menempati posisi ke-10 dengan skor 61,1 dan pengeluarannya biaya hidup di sana untuk tiap tahunnya sebesar USD 58,300 sama dengan Rp 775,6 juta.
11. Shanghai
Pada tahun 2015 lalu, Kota Shanghai telah menyelesaikan gedung pencakar langit tertinggi kedua di dunia, namun pasar properti di sana tidak setinggi gedungnya. Shanghai hanya menempati posisi ke-11 dengan skor sebesar 60,1 dan pengeluaran untuk akomodasi tercatat berkisar USD 43,700 per-orang selama setahun atau sama dengan Rp 581,4 juta.
12. Moskow
Moskow memiliki skor 55,0 dengan menempati posisi ke-12 dengan pengeluaran untuk akomodasi sebesar USD 48,300 setara dengan Rp 642,6 juta.