01 August 2017 | 21.04 WIB
OneEast.co.id - Harga properti residensial secara nasional berada pada titik 103 di kuartal II 2017 atau naik tipis 0,39% dari kuartal I 2017. Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan mengatakan, kenaikan ini menjadi indikasi pemulihan pasar properti nasional, di mana tren harga properti residensial secara nasional bergerak turun sejak kuartal III 2016.
Dia menambahkan, dengan Rumah.com Property Index yang ada di posisi saat ini sangat penting sebagai solusi masalah transparansi data properti yang dibutuhkan oleh para pengembang maupun pencari hunian di seluruh Indonesia. “Data Rumah.com Property Index ini cukup penting digunakan karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti yang diakses 3,4 Juta pengunjung setiap bulan. Para pengunjung kami juga mengunjungi 17 Juta halaman properti kami setiap bulan,” katanya seperti yang dikutip dari laman Okezone.com, Selasa (01/8/2017).
Rumah.com Property Index, secara year-on-year, menunjukkan penurunan sebesar 2,7% pada kuartal II-2017. Namun dalam rentang waktu yang lebih panjang, indeks pada kuartal II-2017 masih lebih tinggi dibandingkan kuartal-2015. "Ini menunjukkan harga properti masih berada dalam periode pemulihan dan dalam tren yang positif," sambungnya. Seiring dengan naiknya tren harga properti, RPI menunjukkan volume suplai properti mengalami penurunan signifikan, yakni sebesar 9,6%, kontras dengan kuartal sebelumnya, yang mencatatkan kenaikan sebesar 11,4% Hal ini menunjukkan bahwa suplai properti menurun.
Kenaikan indeks harga properti residensial secara nasional pada kuartal II-2017 disebabkan oleh kenaikan di sejumlah kawasan yakni DKI Jakarta (2,4%), Jawa Tengah (4,27%), serta Banten (0,65%). Sementara itu, salah satu wilayah penyuplai residensial terbesar, yakni Jawa Barat, turun sebesar 1,1%. Indeks di Daerah Istimewa Yogyakarta menurun tipis 0,3%, sementara Bali stagnan. Vice President Economist Permata Bank Josua Pardede, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II- 2017 diperkirakan meningkat menjadi sekitar 5,0-5,1% didukung oleh tetap kuatnya konsumsi rumah tangga, tumbuhnya ekspor, serta perbaikan investasi bangunan dan investasi non bangunan.