28 December 2016 | 11.54 WIB
OneEast.co.id - Sepanjang akhir Desember pertumbuhan perekonomian di sektor pariwisata mengalami peningkatan. Mulai dari tempat wisata, penyedia layanan transportasi hingga tempat penginapan ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin berlibur.
Namun begitu, biasanya usai libur panjang atau tepatnya awal tahun akan menjadi masa-masa sepi transaksi atau disebut juga low season. Tentu hal itu biasa terjadi karena banyak orang memilih libur akhir tahun untuk menikmati suasana pergantian tahun, sehingga berimbas pada sepinya pengunjung di awal tahun.
Nah, untuk mengantisipasi sepi pengunjung biasanya para penyedia layanan travel memberikan promosi di masa sepi transaksi atau low season. Salah satunya yang dilakukan oleh penyedia layanan penginapan, seperti hotel atau vila.
Dikutip dari laman SindoNews.com beberapa waktu lalu, perkumpulan atau komunitas hotel yang berada di Surabaya, Jawa Timur, Indonesian Hotel General Manager Association (HIGMA) Jatim menggelar pameran Surabaya Hotel Fest 2016. Hal tersebut dilakukan guna menarik minat para turis untuk berkunjung dan berwisata di sekitaran Surabaya.
HIGMA sebagai penyelenggara turut mengajak kerjasama para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memamerkan produknya, sehingga berimbas pada minat berwisata para turis. Selain itu, diadakan juga pameran hotel dengan menjual voucher penginapan murah di Grand City Surabaya.
“Tahap awal, ada 10 UMKM yang kami ajak kerjasama. Kami mengajak UMKM untuk ikut meramaikan pameran ini di masa-masa mendatang,” kata Ketua IHGMA Jatim, Alfanshah Abdullah di sela event Surabaya Hotel Fest 2016.
Alfan menambahkan, produk seperti batik, kuliner khas Surabaya mampu memberikan daya tarik para turis untuk datang dan menginap di sekitaran Kota Surabaya. Meskipun, imbasnya tidak secara langsung menarik konsumen untuk masuk Surabaya, tapi setidaknya memberikan pengaruh pada tahun depan.
Lanjutnya, dalam pameran ini juga menjadi ajang pengenalan pariwisata yang ada di Surabaya sehingga dapat mengundang wisatawan untuk masuk ke Jawa Timur. Bahkan, dalam event ini tak hanya hotel di Jatim saja, melainkan ada provinsi lainnya seperti Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Lombok, Bali, dan Sulawesi Selatan.
“Hotel-hotel yang terlibat merasakan hal yang sama, kalau bulan Januari, Februari, dan Maret masih sepi pengunjung. Makanya pada tiga bulan itu kami obral harga voucher-nya hingga 60 persen,” ucapnya Alfan.