09 August 2017 | 18.55 WIB
OneEast.co.id - Daya beli masyarakat tercatat mengalami pelemahan. Anomali ini cukup menarik, sebab ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5% pada saat sektor konsumsi mengalami penurunan. Padahal, konsumsi adalah penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti yang dikutip dari laman Okezone.com, Rabu (9/8/2017), menurut peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira pelemahan daya beli ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah harga komoditas yang hingga saat ini belum mengalami perbaikan.
Pelemahan daya beli ini juga turut disebabkan oleh reindutrialisasi yang terjadi di Indonesia. Hal ini pun berdampak pada rendahnya serapan tenaga kerja di Indonesia. Menurut Bhima keadaan ini akan terus bertahan hingga akhir 2017. Namun, daya beli masyarakat diprediksi akan mulai membaik pada awal 2018. Salah satu faktor pendorong yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat adalah adanya potensi perbaikan pertumbuhan ekonomi China. Sebab, jika ekonomi China membaik, maka hal ini akan berdampak besar bagi peningkatan ekspor komoditas Indonesia.
"Kita prediksi semoga cepat berakhir. Sebenarnya ada harapannya pertama dari pertumbuhan ekonomi China, ini bisa mendongkrak ekspor Indonesia. Kalau (ekonomi) China sudah mulai pulih, ekspor kita akan lebih bergairah lagi. Itu kan bisa meningkatkan pendapatan masyakarat, terutama di daerah," ujar Bhima. Faktor selanjutnya adalah perbaikan harga komoditas. Meskipun belum pulih, harga komoditas global saat ini telah berangsur mengalami kenaikan. "Kemudian yang kedua memang faktor utama lain yang kita harapkan juga membaik adalah harga komoditas, terutama minyak mentah," tutur Bhima. Faktor ketiga adalah investasi. Investasi ini memang menjadi salah satu fokus utama pemerintah.
Diharapkan, kenaikan nilai investasi di Indonesia dapat berdampak pada tingginya penyerapan tenaga kerja pada berbagai sektor. "Ketiga adalah investasinya ini harus berkualitas dengan penyerapan tenaga kerjanya lebih baik," ungkap Bhima. Jika ketiga hal ini terwujud, maka daya beli di Indonesia dapat membaik. Daya beli masyarakat pun dapat membaik secara bertahap sejak awal 2018. "Ini kalau misalnya kombinasi dari ketiga faktor itu bisa terlihat, kita prediksi sampai akhir tahun 2017 ini masih berlanjut. Jadi mungkin baru mulai tahun 2018 awal itu baru ada peningkatan konsumsi," tukasnya.