28 June 2016 | 11.51 WIB
One-East.com - Meskipun dalam kondisi ekonomi global yang sedang dalam ketidakpastian, daya beli masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. Karena itu, perlu diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan investasi di Indonesia.
Dulu, sekitar empat tahun belakangan, Indonesia masih mampu mengandalkan ekspor non migas, dan komoditas. Namun, belakangan ini harga komoditas yang dulu menjadi andalan Indonesia mengalami penurunan harga.
“Harga komoditi turun, sehingga kekuatan ekonomi kita agak labil. Tiga tahun belakangan ekonomi kita ditopang oleh konsumsi. Konsumsi tidak menambah lapangan kerja, tidak menciptakan produktivitas yang baik,” kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo dikutip dari situs web SindoNews.com saat acara Sosialisasi Tax Amnesty MNC Group, Senin (27/6/2016).
Ia mengatakan, hal tersebut dapat berdampak pada nilai konsumsi masyarakat yang juga akan ikut melemah bila tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas industri atau investasi yang meningkat.
Sementara itu, hingga kini keadaan ekonomi global yang masih tidak menentu semakin mempersulit keadaan investasi di Indonesia. Hal ini tentu tidak dibarengi dengan produktivitas yang tidak menunjukan peningkatan.
Hal tersebut terlihat dari melemahnya nilai rupiah yang tak diikuti dengan peningkatan nilai ekspor non migas. Padahal dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS, seharusnya produk ekspor Indonesia menjadi lebih murah dari sebelumnya.