30 November 2016 | 10.03 WIB
OneEast.co.id - Diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 mendatang akan terkena imbas dari kebijakan yang nantinya akan diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Ekonom Anggito Abimanyu menjelaskan, saat ini keadaan pasar masih see and wait menunggu kebijakan ekonomi seperti apa yang akan digulirkan oleh Donal Trump. Namun begitu, pertumbuhan perekonomian Indonesia 2017 belum begitu optimal untuk dilakukan perbaikan, karena melihat beragam risiko isu kondisi dalam negeri.
"Pada tahun mendatang memang keadaan pasar masih see and wait mengenai pengelolaan ekonomi di AS," ujarnya seperti dikutip dari laman SindoNews.com beberapa waktu lalu.
Sementara itu, dalam acara investor gathering yang diselenggarakan oleh MNC Asset Management dan MNC Securities, Anggito menilai apa yang dijanjikan oleh Presiden AS terpilih menurut dia masih kurang market friendly. Beberapa negara berkembang termasuk RI, masih akan memantau arah kebijakan ekonomi AS, apakah lebih proteksionis atau hanya sekedar janji.
"Jadi kita lihat apakah AS akan lebih proteksionis, dan akan lebih menutup diri ataukah itu janji-janji saja sehingga dia harus kompromi dengan dunia. Hal itu akan kita lihat seperti apa," lanjutnya
Menurutnya, apa yang dikatakan pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi bakal berada pada level 5,1 persen dan inflasi 4 persen dirasa cukup realistis, sehingga pemerintah bisa lebih maksimal dalam pencapaiannya. Dengan catatan proyek besar pemerintah Jokowi-JK terkait pembangunan infrastruktur dapat terwujud dengan lancar.
"Cuma sekarang, bagaimana pemerintah bisa mengeksekusi proyek-proyek infrastruktur, dan mobilisasi pendanaan dalam negeri sebanyak mungkin, sehingga pada 2018 itu jadi sesuai dengan target rencananya dan mungkin pertumbuhan kita bisa tumbuh sebesar 5,5 persen," ucapnya dia.