25 April 2017 | 18.40 WIB
OneEast.co.id - Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta telah usai, melalui perhitungan cepat yang dilakukan oleh berbagai lembaga survey, hampir bisa dipastikan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan menjadi gubernur baru ibukota Indonesia untuk periode 2017 - 2022, menggantikan gubernur petahana Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mulai Oktober mendatang. Menurut Bahana Sekuritas, seperti yang dikutip dari Okezone.Com, kemenangan Anies memberi banyak arti bagi percaturan politik Indonesia terutama dari meningkatnya kekuatan partai oposisi, sehingga beberapa perubahan politik nasional akan sangat mungkin terjadi, termasuk kemungkinan terjadinya reshuffle kabinet jilid ke-3. Pilkada Jakarta kali ini memberikan gambaran umum tentang kekuatan politik nasional dan akan menjadi barometer bagi kondisi politik Indonesia sampai 2019.
Berakhirnya pilkada Jakarta juga memberi banyak arti bagi perekonomian Indonesia karena Jakarta menyumbang 20% terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia. ''Bagi korporasi dan para investor, usai pilkada maka kegiatan bisnis bisa kembali fokus karena tidak ada lagi alasan untuk melakukan demo-demo yang selama ini menentang Ahok, sehingga perekonomian Jakarta akan kembali bergairah,’' kata Kepala Riset dan Strategis Bahana Sekuritas Harry Su dalam risetnya yang dipublikasikan di Jakarta pada Kamis (20/4/2017). Janji-janji kampanye Anies sebenarnya juga tidak jauh berbeda dengan program-program yang selama ini sudah dijalankan oleh Ahok, sehingga daya beli masyarakat Jakarta masih stabil kuat. Pada akhirnya, investor saat ini sudah bisa berhitung dan fokus kembali untuk menjalankan usahanya setelah ketidakpastian politik usai kemarin.
Berdasarkan perkembangan ini, Bahana menyarankan investor untuk langsung masuk mengoleksi saham-saham yang sedang melemah saat respon pasar negatif karena sekuritas pelat merah ini telah memperkirakan bisnis dan perekonomian akan kembali berjalan seperti biasa meski Ahok kalah. ''Fundamental Indonesia cukup kuat, makanya kinerja korporasi pada kuartal pertama ini jauh lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu,'' ujar Harry. Anak usaha Badan Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini memperkirakan, laba operasional korporasi akan naik 15% secara tahunan dibandingkan kuartal pertama 2016, laba bersih diperkirakan naik hingga 19% secara tahunan, sehingga pasar Indonesia menjadi pasar yang terkuat di kawasan.