28 June 2016 | 12.41 WIB
One-East.com - Bank Sentral Dunia siap redam dampak dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Sebanyak tiga puluh gubernur bank sentral di dunia menyatakan siap menjaga kestabilan harga pasar.
Pascareferendum di Inggris, 30 gubernur bank sentral dunia melakukan pertemuan ekonomi global (Global Economic Meeting) yang merupakan salah satu rangkaian pertemuan tahunan Bank for International Settlement (BIS) di Basel, Swiss pada 26 Juni 2016 lalu. Seperti dikutip dari harian Koran Sindo pada 28 Juni 2016, akan ada beberapa langkah-langkah yang disiapkan dari hasil Global Economic Meeting dalam menyiasati dampak dari Brexit.
Gubernur Bank Indonesia, Agus D W Martowardojo mengatakan, pada pertemuan BIS beberapa waktu lalu pembahasannya cenderung membahas mengenai dampak referendum Inggris terhadap ekonomi global. Bahkan, juga disampaikan langkah-langkah antisipatif yang telah disiapkan oleh Bank of England.
“Para gubernur bank sentral berkomitmen untuk memonitor terhadap perkembangan kelancaran dan stabilitas pasar keuangan. Selain itu, juga mempererat kerjasama antar bank sentral sehingga ke depannya dapat berpengaruh pada stabilitas di pasar keuangan,” ucap Agus.
Tak hanya itu, Ia juga mengatakan, Bank Indonesia terus melakukan monitoring terhadap potensi yang memungkinkan berdampak bagi perekonomian dalam negeri. Karena itu, beberapa langkah-langkah antisipatif pun juga diperlukan, seperti terus mempererat kerjasama dengan Pemerintah, OJK, dan LPS serta otoritas bank sentral negara lain, seperti kerjasama yang telah terjalin antara Bank Indonesia dengan Bundesbank.
Dengan begitu, langkah-langkah tersebut dapat mengimbangi permasalahan ekonomi global yang kondisinya tidak menentu akibat referendum Brexit.