15 September 2016 | 13.58 WIB
OneEast.co.id - Ajang panggung runway di dunia menjadi pilihan bagi para desainer untuk memamerkan rancangan produknya. Tak terkecuali desainer Indonesia, lewat ajang Collection Premiere Moscow di Expo Center Moskow, empat desainer kenamaan Indonesia mengenalkan rancangannya.
Ajang Collection Premiere Moscow, di Expo Center Moskow, Rusia, pada 31 Agustus hingga 3 September 2016, menjadi momentum spesial bagi Itang Yunasz, Ardistia New York, Alleira Batik, dan Warnatasku untuk unju gigi di panggung runway Rusia.
Untuk pertama kali Indonesia berpartisipasi dalam ajang business to business yang telah hadir sejak 14 tahun. Kali ini, ajang fashion show bertaraf internasional ini menampilkan 990 label fashion dari 33 negara yang juga dihadiri oleh 21.200 buyers dari 45 negara.
Nyatanya rancangan dari para desainer Indonesia pun turut mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, salah satunya dari istri Duta Besar Republik Indonesia, Wahid Supriyadi, serta Direktur Collection Premiere Moscow Christian Kash.
“Saya memiliki kesempatan untuk melihat langsung dari berbagai label fashion dengan beragam koleksi berbeda, salah satunya Indonesia. Tentu sebelumnya saya tidak mengetahui ciri khas fashion Indonesia,” ucap Christian Kasch, seperti dikutip dari Okezone.com, Rabu (14/9/2016).
Lanjutnya, dirinya pun cukup terkejut saat menyaksikan beragam koleksi brand Indonesia yang dibuat sangat kreatif memadukan kain tradisional dan gaya kontemporer. Hal ini tentu semakin menambah kualitas serta komersialitas dalam tiap produk yang dihasilkan.
“Saya melihat ini akan menjadi kesempatan yang cukup realistis di Moskow bagi desainer Indonesia untuk membuka pasar di Eropa Timur,” ujarnya Kasch.
Sementara itu, dalam ajang fashion show ini tiap desainer memamerkan 24 outfit pada tren spring atau summer 2017 mendatang. Alleira Batik dipilih untuk mengenalkan busana batik ready to wear. Ardistia New York juga turut dipilih lantaran mewakili gaya rancangan city look yang muda, dinamis, dan edgy. Label Warnatasku memamerkan tas kreasi dengan kain tenun Maumere.
Selain itu, Itang Yunasz sendiri membawa koleksi modest wear yang terinspirasi dari seni dekoratif Jawa dan Sumatera, Sawunggaling, menggambarkan seekor ayam jago sebagai lambang kemenangan.
“Diharapankan untuk ke depannya ada desainer lain yang ikut berpartisipasi di ajang seperti ini sehingga mengetahui tren busana seperti apa yang cocok untuk dibawa selanjutnya,” tutupnya Itang Yunasz.