17 October 2016 | 10.37 WIB
OneEast.co.id - Hari Pangan Sedunia yang diperingati tiap 16 Oktober tentu menjadi momentum tepat untuk menyerukan mengenai keanekaragaman kuliner Indonesia.
Indonesia mamang sudah dikenal oleh masyarakat dunia yang kaya akan rempah-remahnya, karena itu beragam produk makanan lokal tidak lagi tergantung dengan produk impor, baik itu bahan baku maupun makanan siap sajinya.
Meski begitu, tak dipungkiri bahwa produk makanan impor perlahan mulai masuk ke pasar Indonesia. Namun, beragamnya cita rasa kuliner Indonesia telah memberikan nilai lebih terhadap beragam masakan olahan khas Indonesia.
Pakar Kuliner Indonesia, William Wongso mengungkapkan, makanan tradisional tidak butuh produk impor karena bahannya 100 persen dari bahan lokal. Terlebih, bila kestersediaan bahan baku lokal masih ada maka tidak diperlukan bahan impor untuk kuliner Indonesia.
“Aslinya makanan lokal tentu diolah dari bahan yang ada disekitarnya dan tidak mencari bahan dari luar. Bahkan, jika mencoba menggunakan bahan impor belum tentu sebagus dari bahan lokal, seperti vanila, pala, dan cengkeh,” ungkap William seperti dikutip dari laman Okezone.com.
Lanjutnya, saking beragamnya kuliner Indonesia sehingga beberapa kuliner Indonesia kini semakin langka dan sulit ditemui. Maka dari itu, bahannya tetap tidak bisa diimpor karena kuliner olahan Indonesia berbahan dasar dari daerah sekitar.
Menurutnya, agar kuliner lokal tetap terjaga kelestariannya maka perlu menjaga kearifan lokal di daerah. Cara tersebut memberikan lingkungan dan budaya sekitar tetap terjaga dan tidak habis oleh medernisasi yang terus meluas.