01 February 2017 | 11.51 WIB
OneEast.co.id - Untuk sebagian orang aktivitas minum teh dianggap biasanya saja. Berbeda pada abad ke-18 dan ke-19, aktivitas minum teh dianggap sangat spesial dan berkelas oleh kalangan bangsawan pada masa itu.
Bagi para penggemar teh tentu sudah tak asing lagi dengan sejarah high tea. Dilansir dari laman Afternoontea beberapa waktu lalu, pada abad ke- 18 dan 19 minum teh merupakan salah satu kegiatan bersosialisasi yang banyak dilakukan masyarakat kalangan bangsawan. Biasanya pada masa itu waktu minum teh dilakukan setiap sore hari sampai pukul delapan malam, dan tak jarang dilanjutkan hingga waktu makan malam.
Karena harga teh pada masa itu tergolong cukup tinggi maka tak heran jika hanya para bansawan saja yang bisa menyeruput minuman ini. Tradisi minum teh ini pertama kali dilakukan di Inggris Utara dan Skotlandia Selatan. Kalangan bangsawan biasa berkumpul sambil menikmati suguhan teh yang juga disajikan bersama kudapan lainnya.
English high tea merupakan yang paling populer pada masa itu karena terdiri dari secangkir teh, roti, sayuran, keju dan terkadang disajikan bersama dengan potongan daging. Tapi dalam versi lain menjelaskan bahwa di dalam tradisi high tea juga turut disajikan pai, kentang dan beberapa jenis keripik renyah.
Sementara itu, high tea dan afteronoon tea memiliki pengertian yang cukup berbeda. High tea biasa disematkan oleh para kalangan bangsawan, sedangkan afternoon tea lebih cenderung untuk semua kalangan, baik dari tingkat rendah hingga kalangan atas.
Nah, bagi Anda yang ingin menikmati tradisi minum teh, seperti high tea atau afternoon tea kini bisa ditemukan di beberapa kafe di Ibu Kota. Di kota-kota besar seperti Jakarta, high tea kerap dijadikan momen untuk berkumpul bersama sahabat sambil berbincang.