13 November 2017 | 19.25 WIB
OneEast.co.id - Pertumbuhan hotel di Indonesia sangat pesat. Hal tersebut terbukti dengan jumlah kamar hotel di Indonesia yang mencapai jutaan pada saat ini. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Soekamdani mengatakan pesatnya pertumbuhan hotel tidak sebanding dengan jumlah turis yang berkunjung di Indonesia. Pasalnya hingga saat ini, jumlah turis yang berkunjung baru mencapai 11,7 juta dari target tahun ini sebesar 15 juta wisatawan.
"Turis masih relatif kecil, occupancy kita sekitar 11,7 juta. Kita tahun ini ditargetkan 15 juta, tahun depan 17 juta, di tahun 2019 (bisa) 20 juta orang," ujarnya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, seperti yang dikutip dari laman Okezone.com, Senin (13/11/2017).
Bahkan lanjut Haryadi, angka tersebut masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga seperti Thailand hingga Malaysia. Jumlah turis yang ada di Thailand mencapai 30 juta, sedangkan Malaysia sebanyak 26 juta. “Thailand occupancy itu 30 juta, Malaysia meskipun sempat turun 25 juta sekarang naik lagi 26 juta. Kalau Singapura memang pengecualian karena sulit crossboarder makanya baru sekitar 16 juta," jelasnya.
Dengan melihat data tersebut lanjut Haryadi, dirinya menilai potensi hotel Indonesia sangatlah besar. Karena tingkat occupancy hotel di Indonesia masih sangatlah rendah jika dibandinkan negara lain.
"Berarti dibandingkan negara tetangga , potensi hotel di Indonesia besar karena masih punya ruang," jelasnya.
Sebagai informasi, saat ini jumlah hotel berbintang ini sudah ada sekitar 2.300 hotel dan 290 kamar. Sementara untuk non berbintang, saat ini jumlahnya mencapai sekitar 285.000 kamar dari sekitar 16.000 hotel non berbintang di seluruh Indonesia.
Belum lagi la, ada beberapa kamar hotel yang belum terecord oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dimana totalnya mencapai 1 juta kamar yang berasal dari AirBnB (jasa penginapan di apartemen dan kos-kosan).