23 May 2017 | 21.24 WIB
OneEast.co.id – Melewatkan sarapan pagi sebelum beraktivitas, bisa berdampak pada kinerja seseorang selama seharian. Termasuk anak-anak yang "hobi" melewatkan sarapan di pagi hari. Menurut dr Ulul Albab, SpOG, dari Ikatan Dokter Indonesia, seperti yang dikutip dari laman OkeZone.com, sarapan memiliki hubungan antara kebiasaan sarapan dengan kadar glukosa darah anak usia sekolah. Seperti yang Anda tahu, glukosa merupakan sumber energi untuk kerja otak dan tubuh. Lantas apa yang terjadi ketika anak tidak sarapan. "Apabila anak melewatkan sarapan, bisa menyebabkan tubuh kekurangan glukosa atau kadar glukosa di bawah normal atau hipoglikemia, pusing, gemetar, lelah, dan sulit berkonsentrasi," terang dr Ulul di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2017).
Secara langsung, tidak sarapan bisa berdampak terhadap gairah belajar yang menurun, kurang cekatan, serta kesulitan menerima pelajaran dengan baik. Apalagi, bisa menghambat pertumbuhan anak dalam jangka panjang. Namun, bukan berarti sarapan berenergi hanya kaya karbohidrat. Baik anak maupun orang dewasa perlu mengonsumsi sarapan dengan ragam jenis gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Ada baiknya sarapan dilakukan sebelum pukul 10.00 Wib agar penyerapan bisa diproses dengan maksimal. Sarapan ibarat katalisator untuk mencegah seseorang mudah lelah.