02 March 2018 | 14.25 WIB
OneEast.co.id – Stroke menjadi penyebab kematian nomor tiga dan cacat permanen terbesar di Tanah Air. Tren penyakit ini juga meningkat dari waktu ke waktu. Data Riskesdas 2013 menunjukkan, prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut meningkat dibandingkan Riskesdas 2007 sebesar 8,3 per 1.000 penduduk.
Stroke adalah gangguan pembuluh darah yang terjadi pada otak sehingga aliran darah yang membawa oksigen dan glukosa terganggu, padahal oksigen dan glukosa merupakan nutrisi bagi sel otak untuk hidup. Serangan stroke terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala khusus sesuai bagian otak yang tidak tersuplai darah.
Dr Adin Nulkhasanah Sps MARS, Ketua Yayasan Indonesia Stroke Society (ISSS), memaparkan, stroke merupakan isu besar karena saat ini menjadi penyebab kematian nomor tiga dan merupakan penyebab cacat permanen terbesar di Tanah Air. “Kami terus melakukan edukasi kepada komunitas pasien stroke, keluarga, dan pemerhati penyakit stroke untuk memberikan informasi mengenai penyakit stroke, terapi dan layanan yang dibutuhkan, termasuk pemilihan nutrisi dan pola hidup yang lebih baik sehingga stroke dapat dicegah,” beber dr Adin dalam acara Strike Back at Stroke yang diselenggarakan di Jakarta seperti yang dikutip dari laman Okezone.com, Jumat (2/03/18).
Pada kesempatan itu, dr Adin meluruskan anggapan yang beredar di masyarakat bahwa penyakit ini milik orang tua atau lansia semata. Nyatanya, stroke juga menyerang mereka yang berusia produktif dan jumlahnya cukup banyak. Gaya hidup tidak sehat, sebut saja kurang aktif bergerak, merokok, konsumsi lemak dan makanan tinggi garam, merupakan faktor risiko yang bisa memicu stroke pada usia produktif.
Dia mengingatkan, penggunaan gadget yang semakin tinggi juga bisa memberikan andil terhadap kemunculan penyakit ini di usia yang relatif muda. Dia juga menekankan pentingnya melakukan check up, termasuk mengontrol tekanan darah, mengingat hipertensi merupakan faktor risiko stroke.
Sementara itu, dr Mursyid Bustami SpS (K) KIC MARS, Direktur Utama RS PON, mengatakan, RS PON secara aktif terus terlibat dalam pengembangan pengetahuan terkait isu kesehatan saraf dan stroke. “Kami berharap, kegiatan ini dapat berkontribusi tidak hanya untuk terapi, tetapi juga pencegahan. Setiap harinya RS PON melayani sekitar 500 pasien, di mana sebagian besar adalah pasien stroke dan kami merupakan rumah sakit pusat rujukan untuk penyakit neurologis,” beber dia.
Strike Back at Stroke merupakan tema yang diangkat dalam kampanye pencegahan dan penanganan stroke yang berlangsung pada 24-25 Februari 2018. Kampanye ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai stroke, mulai faktor risiko, pencegahan, hingga penanganannya secara lebih sederhana dan menarik.